siapa yang bisa hidup diatas ombak selain ombak itu sendiri

Bagaimana menjelaskan rasa sakit itu? Bawalah warna hitam lalu defenisikan. Ah, berantakan sekali. Haruskah di anyam biar semuanya tampak jelas. Namun setelah di pikir - pikir, betapa berat harus menghitungnya satu persatu. Tunggu disini saja, pasti juga rapuh dengan sendirinya. Jangan terlalu lama melihat roda yang berputar, itu membuat pusing. Berhentilah! Berhentilah! Biasanya rasa lelah menjadikan tidur lebih lelap. Atau mintalah seseorang untuk mencatatkan apa yang di igaukan. Karena, Mungkin saja, rasa sadar itu hanya lari di tempat. Tak apa! Tidak ada yang tahu soal itu. Hanya perlu saku yang besar untuk menyembunyikan apa yang sebenarnya terjadi. 
....
Jangan! Jangan! Sudahlah jangan berburuk sangka dulu. Buat apa menduga - duga hal yang tidak semestinya di perlukan. Didalam sakunya dia membawa apa, terserah dia. Ah, pertemanan yang seperti apa ini. Baru satu butir garam yang tercicipi, asinnya sudah kemana - mana. Tapi, sepertinya, kendaraan itu harus di naiki. Sebab roda memang akan selalu kotor dan kotor itu selalu ada. Anggap saja ini seperti mengabadikan masa kanak - kanak. Jangan terlalu dewasa, kalaupun harus begitu, ada perjalanan jauh yang harus di tempuh. Untuk menemukan sumber mata air yang selama ini reguk.
....
Bermain - main mungkin ada baiknya. Buat apa terlalu serius. Toh, betapa kangennya ketika nama ini di panggil. Apa yang harus di cari? Yang ada Mandek juga, nggak maju - maju. Kalaupun ingin serius, pasti tak ada waktu untuk membaca tulisan pendek ini. Namun di sempatkan juga. Terima kasih. Sebab, berbicara kesungguhan sangatlah berat. Jalan - jalan tidaklah imbang. Menitinya penuh ke hati - hatian. Dan Terpaan angin senantiasa berubah. Kendali atas layar yang berkembang tidaklah di tentukan oleh perahu dan bukan juga oleh kemudi. Namun, Siapa yang bisa hidup di atas ombak selain ombak itu sendiri. 
....
"Takim"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PT Letawa memeriahkan HUT kemerdekaan RI ke 77 dengan berbagai lomba